Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Inilah Jenis Kain Ramah Lingkungan Cocok untuk Seragam Anda

Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juni. Isu lingkungan hidup juga ada bahkan pada pakaian yang kita pakai.

Pakaian yang kita pakai terbuat dari kain yang kadang tidak jelas sudah memenuhi standar ramah lingkungan atau belum.

Sering juga kita memilih pada merk, gaya ataupun harga pakaian yang murah.

Siapa sangka kain yang menjadi pakaian kita itu berasal dari alam, yang proses produksinya berdampak pada kerusakan lingkungan.

Contoh adalah bahan kain akrilik, nilon dan poliester mengandung serat microfiber.

Serat ini akan terlepas saat dicuci, kemudian bahan-bahan berbahaya ini mencemari kanal atau lautan.

Pencemaran juga berasal dari kandungan pewarna kimia dalam pakaian yang sudah jelas dapat mencemari lingkungan.

Itulah sebabnya sangatlah penting mempertimbangkan aspek lingkungan dalam memilih jenis kain ke depannya.

Ada banyak kain yang termasuk dalam kategori ramah lingkungan yang cocok menjadi bahan seragam Anda, berikut adalah beberapa di antaranya:

Katun organik

Katun organik diproses dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan.

Inilah yang membedakannya dengan katun konvensional yang cenderung memakai pestisida dan bahan-bahan kimia dalam pembuatannya.

Dengan demikian, proses produksi katun organik memastikan terciptanya kondisi yang lebih aman dan sehat bagi para pekerjanya dan tentu juga bagi lingkungan hidup.

Tak hanya itu, proses pembuatan katun organik memakai lebih sedikit air ketimbang katun konvensional.

Poliester daur ulang

Kain dari poliester daur ulang diproses dari kain poliester bekas dan botol minuman.

Untuk diketahui bahwa serat kain dari poliester daur ulang menghasilkan 75% jejak karbon yang lebih rendah daripada poliester biasa.

Kain yang dihasilkan dari proses ini sudah pasti ramah lingkungan. Sejumlah perusahaan juga sedang mengupayakan untuk mengeluarkan antimon beracun yang terkandung di dalam serat poliester daur ulang.

Serat hemp

Hemp merupakan tanaman yang dapat tumbuh di jenis lahan mana pun bahkan tanpa harus diberi pupuk kimiawi.

Hemp juga dapat berkembang dengan cepat tanpa pestisida serta tak merusak nutrisi dalam tanah.

Karenanya, kain dari serat hemp diyakini sangat ramah lingkungan. Tanaman hemp juga dapat menghasilkan lebih banyak serat daripada flax (linen) atau katun.

Proses produksi serat hemp juga tidak melibatkan proses kimia.

Selain itu, kain dari hemp memiliki daya serap tinggi dan dapat terurai atau dikomposkan.

Kain kashmir

Kalau sering konsumsi tempe, kain kasmir akan mengingatkan Anda mengenai bahan dasar tempe yakni kedelai.

Yah, kain kasmir ternyata terbuat dari serat protein kedelai yang tersisa dari olahan kedelai yang dijadikan makanan.

Karenanya, serat kain kasmir sangat aman, ramah lingkungan dan melalui proses produksi organik.

Tencel

Kain ini terbuat dari pohon eucalyptus (kayu putih) yang tumbuh di Australia dan Indonesia.

Pohon eucalyptus tidak membutuhkan pestisida beracun, dan hanya membutuhkan sangat sedikit air.

Tencel juga menyerap pewarna dengan sangat baik, yang artinya produsen tidak perlu menggunakan terlalu banyak bahan pewarna.

Tencel dapat digunakan untuk membuat jenis pakaian yang sama seperti rayon, karena memiliki tampilan dan rasa yang serupa.

Tidak seperti banyak bahan buatan manusia lainnya, proses pertanian untuk jenis kain Tencel ini mendapat nilai tinggi dalam hal kelestarian lingkungan.

Hal itu karen sama sekali tidak ada manipulasi genetik yang terlibat dalam proses pertanian bahan baku. Jadi, kain dari tancel sudah tentu ramah lingkungan.

Linen

Linen terbuat dari tanaman rami. Sebagaimana Hemp, tanaman rami juga dikenal sangat tangguh dan dapat ditanam dalam kondisi tanah yang buruk sekalipun.

Proses produksi linen diketahui tidak boros penggunaan air dan juga tak memakai bahan kimia dalam produksinya.

Hal ini yang membuat jenis kain linen akan sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan katun.

Limbah dari linen juga masih dapat digunakan untuk hal-hal bermanfaat lainnya seperti dalam pengawetan kayu. Linen bahkan masih dapat dikomposkan.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top